Minggu, 10 Juni 2012

Laporan Padi (Oryza sativa)

1.1.Lata Belakang
Padi adalah salah satu komoditi pertanian yang lama dikenal masyakat sejak lama,saat revolusi hijau dan adopsi teknologi padi moderen dapat menciptakan varietas yang baru ( Sisworo, 2006 ). Tanaman padi dibudidayakan sebagai tanaman pangan utama. Keadaan iklim, struktur tanah dan air setiap daerah berbeda maka dari itu setiap tanaman di daerah berbeda juga. Perbedaan jenis padi umumnya terletak pada, usia tanaman, jumlah hasil, mutu beras, dan ketahanan terhadap hama dan penyakit. Kualitas jenis padi pada beberapa dasawarsa yang lalu umumnya rendah pada daerah – daerah petanian. Upaya peningkatan produk tanaman padi terus dilakukan diantaranya dengan penyilangan padi untuk mendapatkan jenis bibit padi varietas baru yang unggul.
Yang dimaksud dengan bibit unggul, ialah bibit padi yang telah diuji coba dan menunjukkan bermacam – macam keunggulan jika dibandingkan dengan jenis lain. Kelebihan – kelebihan bibit padi varietas unggul antara yang lain : umurnya pendek hasilnya banyak, tahan tehadap hama dan penyakit ( Yandianto, 2003 ). Tehadap jenis padi yang baru masyarakat Indonesia tentu tidak menerimanya begitu saja. Varietas ungul yang dimasyaratkan terlebih dahulu diuji coba dan jika hasilnya dianggap baik barulah disebarkan ke masyarakat melalui dinas pertanian. Bibit yang unggul didapat kan dari benih yang unggul.
Menurut Ance ( 2003 ), benih bermutuh ialah benih yang telah dinyatakan sebagai benih yang berkualitas tinggi dari jenis tanaman unggul. benih berkualits unggul memiliki daya tumbuh yang lebih dari 95% dengan ketentuan – ketentuan sebagai berikut : (a), memiliki viabilitas atau dapat mempetahankan kelangsungan pertumbuhannya menjadi tanaman yang baik ( berkecambah , tumbuh dengan normal, merupakan tanaman yang menghasilkan benih yang matang ). (b), Memiliki kemurnian ( Tueness seeds ), artinya terbebas dari kotoran, terbebas dari benih jenis tanaman lain, terbebas dari benih varietas lain dan terbebas pula dari biji herba serta hama dan penyakit.
Benih yang bermutu dapat diuji dengan daya kecambah. Daya kecambah dapat diartikan sebagai mekar dan berkembangnya bagian – bagian penting dari embrio, suatu benih yang menunjukkan kemampuannya untuk tumbuh secara normal pada lingkungan yang sesuai. Dengan demikian pengujian daya tumbuh atau daya berkecambah benih ialah pengujian akan sejumlah benih, beberapa persentase dari jumlah benih tersebut yang dapat atau mampu berkecambah pada jangka waktu yang telah ditentukan. Yang dimaksud dengan kemampuan tumbuh secara normal yaitu dimana perkecambahan benih tersebut menunjukkan kemampuan untuk tumbuh yang baik dan normal ( Ance, 2003 )
Pengujian daya tumbuh atau daya kecambah hendaknya dilakukan pada benih yang murni. Pengujian daya kecambah ini dapat dilakukan degan memanfaatkan subtrat kertas dan pasir. Dengan metode yang dilakukan Pada kertas gulung dalam plastik ( PKDp ), Antar kertas (AK ), Pada kertas ( PK ) , Pada pasir ( PP ) , Dalam pasir ( DP ). Pada kerja praktek teknik pengujian daya kecambah hanya menggunakan metode Pada Kertas Gulung Dalam Plastik ( PKDp ). Dalam pengujian ini digunakan larutan KNO3 dengan konsentrasi 0, 2 %, sebagai pengganti air yang digunakan untuk kelembaban subtrat kertas dan dapat merangsang pertumbuhan perkecambahan serta dapat memecah dormansi benih.
1.2. Rumusan Masalah
Bagaimana teknik pengujian daya kecambah benih padi ( Oriza sativa ) yang diberi perlakuan KNO3.0,2% dengan metode PKDp ( pada kertas gulung dalam plastik )
13. Tujuan Praktikum
Kerja Praktek ini bertujuan untuk mengetahui teknik pengujian daya kecambah benih padi ( Oryza sativa ) yang diberi perlakuan KNO3.0,2% dengan metode PKDp ( pada kertas gulung dalam plastik )
1.4. Batasan Masalah
Kerja praktek ini hanya dibatasi pada beberapa hal sebagai berikut :
1. Benih yang diambil dari benih pokok ( BP ) Varietas Mekongga
2. Media yang digunakan adalah kertas filter
3. Pengamatan dilakukan pada terhadap persentase kecambah normal, kecambah ab-normal, benih mati dan benih segar tidak tumbuh.
4. Metode yang digunakan adalah metode PKDp
5. Potasium nitrat ( KNO3 ) dengan konsentrasi 0,2 %.

1.5. Manfaat
Kerja Prktek ini bermanfaat untuk memberikan informasi pada masyarakat bagaimana cara teknik pengujian daya kecaambah benih padi ( Oriza sativa ) yang diberi perlakuan KNO3.0,2% dengan metode PKDp ( pada kertas gulung dalam plastik )



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Umum Padi
Padi ( Oryza sativa ) termasuk suku rumput – rumputan dan berakar serabut. Padi beranak melalui tunas yang tumbuh dari pangkal batang sehingga membentuk rumpun. Setiap batang padi pada umumnya dapat beranak lebih dari satu baying. Tetapi tidak semua dari anak padi ini menghasilkan buah padi yang berkualitas, dalam arti untuk digunakan sebagai bibit. Tanaman padi bekembang biak dengan biji, artinya dapat ditanam dengan bijinya. Tetapi penanaman dengan biji sulit dilakukan. Oleh karena itu untuk memudahkan penanaman bibit padi harus disemai terlebih dahulu.Padi yang dijadikan bibit harus dipilih dari malai dan biji yang baik. Hal ini dimaksudkan agar tanaman padi benar – benar tanaman yang sempurna. Jadi langka yang penting dalama pembibitan adalah seleksi. Kegagalan dalam seleksi terhadap bibit padi berakibat kegagalan dalam produksi padi, sebab hanya bibit padi yang baik menghasilkan malai yang baik ( Wiryani, 1967 ).
Biji padi yang baik dan dapat dijadikan bibit menurut Yandianto ( 2003 ) paling tidak harus memenuhi syarat – syarat berikut : ( a ) Buah dari tanaman utama ( induk ), ( biji benar – benar tua dan masak ), ( c ) Biji kering dan kadar air minimal, ( d ) Biji berisi padat dan tidak hampa, ( e ) kulit biji baik dan tidak rusak., ( f ) Biji sehat dalam arti tidak rusak oleh hama.
Untuk memperoleh bibit padi yang memenuhi syarat dilakukan seleksi berkali – kali. Langkah – langkah seleksi meliputi : ( 1 ) memiliki malai dari batang utama, ( 2 ) seleksi lanjutan, ( 3 ) seleksi akhir.
Bibit padi yang akan dijadikan bibit dalam dunia pertanian disebut benih. Benih memerlukan persyaratan / kondisi lingkungan tertentu untuk dapat tumbuh menjadi bibit/tanaman normal.
2.2. Pesyaratan Tumbuh
Benih memerlukan persyaratan / kondisi lingkungan tertentu untuk dapat tumbuh menjadi bibit / tanaman normal. Persyaratan tumbuh yang paling penting adalah :
a. Substrat / media tumbuh
Bahan yang dapat digunakan sebagai subtrat / media tumbuh adalah kertas, pasir, tanah, atau bahan yang lainnya seperti sabut kelapa,serbuk gergaji, dan lain – lain. Tanah dan bahan yang lain sangat beragam sehingga sulit distandarkan. Pemilihan penggunaan media kertas atau pasir tergantung pada ukuran benih dan kemudahan dalam pelaksanaan pengujiannya.
b.Air ( Kelembaban )
Subtrat harus lembab tetapi tidak terlalu basah. Pada subtract pasir kelembaban diatur 50% untuk serella selain jagung ( padi, sorgum, gandum, dan sebagainya ), dan 60% untuk jagung atau biji lainnya yang beukuran hampir sama dengan jagung dan biji kacang – kacangan berukuran besar. Kelembaban harus di pertahankan selama jangka waktu pengujian dengan jalan mengatur kelembaban udarah ruangan dimana subtrat tersebut ditempatkan diantara 90 – 95% atau melakukan penyinaran apabila diperlukan. Air yang digunkan untuk pengujian harus air tawar atu air bersi, pH antara 6,5 – 7 ( tidak asam dan tidak basa ), tidak tercemar oleh bahan kimia atau jasad renik.
c. Suhu
Suhu optimum untuk tumbuh diperlukan oleh suatu jenis benih dapat merupakan suhu tetap atau suhu berganti. Beberapa spesies tumbuh dengan baik pada suhu tetap 20oC, sedangkan beberapa spesies lainnya tumbu pada suhu berganti antara 20 – 30oC . Dalam menggunakan suhu tetap, variasi yang timbul selama jangka waktu pengujian tidak boleh lebih dari dan kurang dari 1oC untuk setiap 24 jam. Sedangkan dalam penggunaan suhu berganti maka suhu paling rendah diatur konstan selama 16 jam dan suhu yang lebih tinggi selama 8 jam. Bila penggantian suhu tidak dilaksanakan, maka suhu yang digunakan ialah suhu yang paling rendah.
d. Cahaya
Tidak semua jenis benih memerlukan cahaya untuk tumbuh. Bagi benih yang memerlukan panjang penyinaran tertentu selama jangka waktu pengujian, maka baik cahaya alam atau buatan harus diatur dengan intensitas yang merata sedemikian rupa sehingga panas yang timbul tidak dipengaruhi suhu yang telah ditetapkan. Cahaya tersebut harus diberikan selama 8 jam setiap 24 jam, sedangkan pada benih yang memerlukan suhu berganti penyinaran dilakukan pada suhu tinggi. Bagi setiap tanaman dibutuhkan intensitas cahaya antara 750 sampai 1,250 Lux.2.3.

2.3. Perkecambahan
Menurut seorang ahli fisiologi tanaman, yang dimaksud dengan perkecambahan benih adalah pertumbuhan aktif embrio yang berakibat pecahnya kulit benih ( Direktorat Jendral Tanaman Pangan, 2005 ).
Perkecambahan benih dalam skala laboratorium adalah muncul dan berkembangnya kecambah sampai ketingkat dimana kecambah tersebut dapat berkembang menjadi semai sehat pada kondisi yang obtimal dalam periode waktu tertentu ( Direktorat Perbenihan Tanaman Hutan, 2002 ).
Biji akan berkecambah setelah mengalami masa dormanyang dapat disebabkan oleh berbagai faktor internal seperti embrio masi berbentuk rudiment atau belum masak ( dari segi fisiologis ), kulit biji yang tahan atau impermeable, atau adanya penghambat tumbuh ( Pedoman Praktikum Balai Pembenihan Tanaman Sumatera Selatan ).
Hidayat (1995), menambahkan perkecambahan sesunggunya adalah pertumbuhan embrio yang dimulai kembali setelah penyerapan air atau imbibisi. Pada waktu imbibisi kandungan air meningkat, mula – mula cepat. Kemudian lebih lambat. Jaringan bermetabolisme secara aktif. Enzim yang telah ada diaktifkan kembali dan protein baru dengan kegiatan enzim baru disintesis untuk mencerna dan mengunakan berbagai bahan cadangan yang tersimpan. Pembelahan dan perluasan sel dimulai dan berjalan menurut pola yang telah diprogramkan. Program tersebut memerlukan air dan zat gizi secara terus menerus. Sebelum embrio menjadi kecambah mandiri, ia menggunakan makanan tersimpan dalam endosperm dan dalam selnya sendiri.
2.4. Teknik Pengujian Perkecambahan
Menurut Ance ( 2003 ), teknik pengujiaan daya kecambah dapat dilakukan dengan beberapa metode diantarnya ialah sebagai berikut :
1. Pengujian Pada Kertas Digulung Dalam Plastik ( PKDp )
Dalam pengujian ini digunakan beberapa lembar kertas substratum yang dibasahi secukupnya, misalnya, 5 lembar kertas subtrtum, yang selanjutnya dihamparkan diatas alas plastik, benih – benih yang akan diuji, misalnya 100 biji benih, ditata dan ditanam secaraa teratur pada kertas kertas tersebut. Bisanya dari 8 lembar substratum tersebut diambil 3 lembar yang berisi benih, yang selanjutnya diguluh beserta alasnya dan dimasukan kedalam bak bagi perkecmbahan. Dalam keadaan demikian kelembaban tetap harus terjaga selama pengujian berlangsung.
2. Pengujian Antar Kertas ( AK )
Dalam pengujian ini digunakan kertas substratum seperti diatas, selanjutnya biji benih yang akan diuji ( jika ukurannya sebesar benih padi sebanyak 100 butir, tetapi jika ukuran benihnya sebesar biji jagung cukup 50 butir saja ) ditata dan ditanam setengah bagian kertas substratum, kemudian dilipat dengan baik agar biji – bijian benih tidak keluar masukkan kedalam bak bagi perkecambahan dengan diperhatikan agar substratum tetap terpelihara.


3.Pengujian Pada Kertas ( PK )
Dalam pengujian ini kertas – kertas dibuat seukuran cawan Petri (sebanyak 5 lembar) dibasahi dan diletakkan pada cawan Petri tersebut. Selanjutnya biji – biji benih yang akan diuji ditempatkan diatasnya . Selanjutnya tutup cawan Petri dengan pasangannya dan masukkan kedalam bak bagi perkecambahan dengan kelembaban yang terpelihara.
3. Pengujian Pada Pasir ( PP )
Bak kayu atau kotak diisi dengan pasir yang telah dibebaskan dari segalah kotoran, kemudian dinbasakan secukupnya. Tanam sekitar 400 butir benih dalam 4 kali ulangan, selanjutnyaa disusun pada rak – rak yang tersedia, kelembaban substratum agar terpelihara selama pengujian.
4. Pengujian Dalam Pasir ( DP )
Perlakuan – perlakuan seperti pada pengujian PP sama dilakukan dalam pengujian ini perbedaan terletak pada penutupan benih. Pengujian PD ini benih – benih setelh ditanam harus ditutup dengan pasir setebal 1 – 2 cm. Kelembaban substratum tetap harus di pelihara dengan baik.
2.5. Perkembangan Kecambah
Peristiwa penting dalam diferensiasi embrio selama perkecambahan ialah : Dimulai dari perkembangan sel pengangkut dalam pro cambium. Waktu perkembangan jaringan pembuluh berkaitan dengan berbagai peristiwa fisiologi. Dalam keping biji, metabolisme diaktifkan dan dikendalikan oleh rangsangan diri sumbu embrio. Gerakan rangsangan tersebut nanpaknya jatu bersamaan dengan terjadinya hubungan vascular antara sumbuh dengan keping biji tambah Tortora (1987 ).
Menurut Heddy ( 1990 ), baik pada monokotil maupun dikotil, Perkecambahan dapat berjenis hypogeal, dengan keping atau kedua keping biji terbungkus oleh kulit biji dan tetap berada di dalam tanah. Pada jenis perkecambahan epigeal keping biji terangkat keatas permukan tanah oleh sumbuh embrio yang memanjang. Pada perkecambahan hypogeal biji serta skulentum tetap berada dibawah permukaan tanah. Pada awal perkecambahan, koleoriza memanjang dan menembus perikarp dan kemudian akan menembus koleoriza. Di ujung lain pada biji pucuk yang diselubungi oleh koleoptil muncul. Kesatuan itu di dorong keatas oleh ruas ( internodus ) pertama, namun pada gandum pucuk terangkat hanya dengan pertumbuhan ruas ( internodus ), kedua, ruas diatas nodus koleoptil ( Hidayat, 1995 ).
2.6. Evaluasi Perkecambahan
Direktur jendral tanaman pangan ( 2005), menyatakan jika kecambah telah mencapai fase perkembangan tertentu, benih yang di uji akan di evaluasi berdasarkan struktur penting dan dikatagorikan sebagai kecambaah normal atau abnormal. Terkadang di perlukan dua atau lebih perhitungan ulang secara berturut – turut, sebelum semua benih berkecaambah dan mencapai fase perkembangan yang dikehendaki. Kecambah yang tidak cukup berkembang, lemah, tidak seimbang, cacat dan rusak., tetap ditinggalkan sampai perhitungan terakhir. Apabila terdapat keraguan atau sejumlah besar kecambah belum normal, peraturan ISTA memperkenankan periode pengujian untuk diperpanjang. Kecambah yang busuk atau bercendawan dikeluarkan pada pengamatan dan perhitungan antara, agar mengurangi resiko infeksi sekunder.
Untuk evaluasi perkecambahan dapat dibagi menjadi 4 katagori yang harus diperhatikan ( Direktorat Jendral Tanaman Hortikultur Departemen Pertanian, 2006 ), antara lain adalah sebagai berikut :
1. Kecambah normal, kecambah yang memiliki semua struktur kecambah penting yang berkembang dengan baik, seperti akar semi primer dan semi skunder terlihat jelas.
2. Kecambah abnormal, kecambah yang tidak memperlihatkan potensi untuk berkembang menjadi kecaambah normal. Yang tergolong kecambah tidak normal seperti, kecambah rusak, kecanbah cacat atau tidak seimbang, kecambah busuk dan kecambah lambat.
3. Benih mati, benih yang sampai akhir pengujian tidak keras, tidak segar dan tidak berkecambah.
4. Benih segar tidak tumbuh, benih selain benih keras, yang gagal berkecambah namun tetap baik dan sehat mempunyai potensi tumbuh menjadi kecambah normal.


BAB III
METODE PELAKSANAAN

3.1. Waktu dan Tempat
Kerja praktek ini dilaksanakan pada tanggal 05 November sampai 08 desember 2008, bertempat di Laboratorium Balai Pembenihan Tanaman Sumatera Selatan di JL. Kol. H. Barlian No. 75 KM. 6 Palembang.
3.2. Alat dan Bahan
Alat – alat yang digunakan dalam Kerja Praktek dalam pengukuran daya kecambah adalah pinset, cutter, bak perendaman kertas, germinator dan bahan – bahan yang digunakan antara lain : KNO30,2%, kertas filter, benih padi ( Oriza sativa )
3.3. Cara Kerja
Adapun cara kerja dalam kerja praktek ini adalah sebagai berikut :
1. Siapkan kertas filter sebanyak 8 lembar dengan 28 cm x 21,5 cm dan
2. Siapkan benih benih dengan ukuran yang sama sebanyak 800 biji untuk 8 ulangan, masing – masing ulangan disemai sebanyak 100 biji.
3. Lalu kertas dan benih direndam dalam bak perendaman yang telah terisi larutan KNO3 0,2 % sebanyak 1 liter selama 24 jam, lalu diangkat.
4. Kemudian benih yang telah direndam diangkat, lalu dicuci sampai bersih dengan air atau aquadest sebanyak 3 kali.
5. Setelah dicuci barulah benih siap disemai diatas kertas filter tadi dan masukan kedalam germinator dengan suhu 27o C.
6. Amati perkecambahan, pada hari ke -14 setelah tanam.
7. Dicatat hasil pengamaatan dari kecambah normal, abnormal, mati dan benih segar tidak tumbuh.
8. Kemudian hitung persentase kecambah
3.4. Analisis Data
Data yang diperoleh dianalisis secara kuantatif dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Persentase kecambah normal =

Persentase kecambah abnormal =

Persentase Benih mati

Persentase Benih segar tidak tumbuh =


3.5. Parameter Pengamatan
parameter yang akan diamati adalah sebagai berikut :
1. Persentase kecambah normal
Persentase kecambah normal diperoleh dengan mencatat jumlah kecambah yang tumbuh normal dengan kreteria sebagai berikut : tumbuhnya akar semi sekunder dan semi primer
2. Persentase kecambah abnormal
Persentase kecambah abnormal diperoleh dengan memcatat jumlah kecambah abnormal yang tumbuh dengaan kreteria sebagai berikut : Kecambah rusak, kecambh cacat, kecmbah lambat,
3. Persentse benih mati
Persentse benih mati diperoleh dari jumlah benih mati dengan kreteria sebagai berikut : benih mati, dan benih busuk.
4. Persentase benih segar tidak tumbuh
Persentase benih segar tidak tumbuh diperoleh dari jumlah benih segar tidak tumbuh dengan kreteri benih tetap keras sampai khir pengujian.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil
Dari kerja praktek ini diperoleh hasil berupa data persentase kecambah normal, kecambah abnormal, benih mati dan benih segar tidak tumbuh, yang diberi perlakun KNO3 dengan metode PKDp yang disajikan dalam bentuk tabel berikut ini :
Tabel 1. Persentase kecambah normal, kecambah abnormal, benih mati dan benih segar tidak tumbuh dengan teknik uji daya kecambah benih padi yang diberi perlakuan KNO3 0,2 % dengn metode PKDp

No Benih Ulangan Persentase kecambah
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Benih normal 72 75 77 80 86 85 89 77 80.13%
2 Benih abnormal 9 5 8 8 2 5
0 4 5,12%
3 Benih mati 6 2 8 4 2 4 3 3 4,00%
4 Benih segar tidak tumbuh 13 18 7 8 10 6 8 15 10,75 %
Total 100%

4.2.Pembahasan
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari teknik uji daya kecambah benih padi (Oriza sativa ) yang diberi perlakuan KNO3 dengan metode PKDp dapat dikelompokan kecambah yang normal, kecmbah abnormal, mati dan benih segar tidak tumbuh. Dari seluru benih yang dikecambahkan, diperoleh persentase kecambah normal 80,13 %, kecambah abnormal 5,12 %,Benih mati 4,00 %, dan benih segar tidak tumbuh 10,75 %.
Berdasarkan persentase kecambah diatas menunjukkan bahwa benih padi yang direndam dengan KNO3 0,2 % memiliki daya kecambah yang tinggi hal ini sesuai dengan pernyataan Direktorat Jendral Tanaman Pangan 2005.
Tingginya daya kecambah padi karena larutan KNO3 0,2% yang digunakan dalam perkecambahan dapat merangsang pertumbuhan dengan cara memeca dormansi, dan digunakan sebagai pengganti air untuk kelembaban subtrat.
KNO3 , merupakan gabungan dua unsur esensial yaitu potasium ( K ) dan Nitrat (NO3) , dimana potasium ( K ) adalah salah satu dari tiga serangkai pupuk buatan yang esensisal yang lainnya adalah fosfor dn nitrogen ( Skinner, 1984 ) dan merupakan satu dari unsur kimia yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan reproduksi tanaman serta sering dianggap sebagai regulator karena bergabungnya dengan 60 sistem enzim yang bekerja pada tanaman ( CPHA, 2003 ). Potasium (K) membantu tanaman untuk tahan terhadap pengaruh suhu dan meningkatkan daya tahan terhadap penyakit. Sedangkan Nitrat (NO3) adalah larutan yang sangat cepat diserap tumbuhan. Jika Potasium (K) dan Nitrat (NO3) bergabung, kedua unsur ini menjadi larutan KNO3 yang saangat efektif dalam merangsang perkecambahan benih dorman, pertumbuhan perkecambahan dan dapat memecah dormansi benih, serta larutan 0,2 % KNO3 berfungsi sebagai pengganti air dan digunakan untuk kelembaban subtrat.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil Kerja Praktek yang telah dilaksanakan di Laboratorium Balai Pembenihan Tanaman Sumatra Selatan sebagai berikut :
1. Pengujian daya kecambah benih padi ( Oriza sativa ) dapat dilakukan dengan larutan KNO3 0,2 % dengan metode PKDp.
2. Benih padi yang direndam dalam KNO3 menghasilkan persentase kecambah normal 80, 13%
5.2. Saran
Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dan akurat maka diharapkan untuk melakukan uji perkecambahan dengan menggunakan larutan selain KNO3


DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jendral Tanaman Hortikultur Departemen Pertanian. 2006. Pedoman Laboratorium Tanaman Pangan dan Hortikultur.

Derektorat Jendral Tanaman Pangan. 2005. Evaluasi Kecambah Pengujian Daya Kecambah. Depok . Jawa barat

Direktorat pembenihan tanaman hutan. 2002. Petunjuk Teknis Pengujian Mutu Fisik – Fisiologi Benih. Jakarta

Heddy, G. 1990. BIologi Pertanian. Rajawali Press. Jakarta.
Hidayat, E. B. 1995. Anatomi tumbuhan berbiji. ITB. Bandung
http://www.emailcashpro.com/?r=ghozian
Kartasapoetra, A. G. 2003. Teknologi Benih Pengelolaan Benih dan Tuntunan Praktikum. Rineka Cipta. Jakarta

Tortora, G. J. 1987. Principles of Anatomy and Physiologi. New York. Harper and Row

Yandiant. 2003. Bercocok Taanam Padi. Penerbit M2S. Bandung.
Wiryani. 1967. Padi. Rinjani. Solo


LAMPIRAN

Lampiran 1. Tabel perhitungan jumlah kecambah yang tumbuh
No Benih Ulangan Jumlah kecambah yang tumbuh
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Benih normal 72 75 77 80 86 85 89 77 641

2
Benih abnormal 9 5 8 8 2 5 0 4
41
3 Benih mati 6 2 8 4 2 4 3 3 32
4 Benih segar tidak tumbuh 13 18 7 8 10 6 8 16 86
Total 100 800

Lampiran 2. Tabel 1. Persentase kecambah normal, kecambah abnormal, benih mati dan benih segar tidak tumbuh dengan teknik uji daya kecambah benih padi yang diberi perlakuan KNO3 0,2 % dengn metode PKDp

No Benih Ulangan Persentase kecambah
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Benih normal 72 75 77 80 86 85 89 77 80.13%
2 Benih abnormal 9 5 8 8 2 5 0 4 5,12%
3 Benih mati 6 2 8 4 2 4 3 3 4,0%
4 Benih segar tidak tumbuh 13 18 7 8 10 6 8 16 10,75%
Total 100%

Lampiran 2. Gambar perkecambahan benih padi ( Oryza sativa )
















A. Perkecambahan pada kertas B. Kecambah siap dihitung
gulung




















C. Kecambah Normal D. Kecambah Abnormal





Laporan Teknologi Benih Meldy Amijaya I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Benih adalah salah satu bagian yang kecil dari tanaman. Tetapi meskipun begitu, benih memiliki peran besar bagi tumbuhan. Tanpa adanya benih, kehidupan suatu tumbuhan tidak akan berlangsung. Benih merupakan bagian dari tanaman yang berasal dari peleburan inti sel gamet jantan dengan sel gamet betina. Jika digunakan bukan untuk perbanyakan, maka disebut sebagai biji. Jadi secara fungsional, benih adalah bagian dari tanaman yang digunakan untuk perbanyakan, sedangkan secara struktural benih diartikan sebagai bagian dari tanaman yang berasal dari peleburan inti sel gamet jantan dengan sel gamet betina (pembuahan). Benih dapat berkembang melalui suatu proses yang dinamakan perkecambahan. Secara fisiologis, perkecambahan benih adalah dimulainya lagi proses metabolisme yang tertunda serta berlangsungnya transkripsi genom. Proses ini dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan tempat benih itu berada. Untuk mendapatkan suatu tanaman yang baik dan berkualitas, maka benih yang akan ditanam pun harus bermutu baik. Benih bermutu adalah benih yang baik dan bermutu tinggi yang menjamin pertanaman bagus dan hasil panen tinggi. Mutu benih adalah gambaran dan karakteristik menyeluruh benih, yang menunjukkan kemampuan untuk memenuhi standar yang ditentukan serta terbagi atas 4 bagian yaitu mutu fisik, mutu fisiologis, mutu genetik, dan mutu pathologis. 1.2 Tujuan dan Kegunaan Tujuan dari praktikum Ilmu dan Teknologi Benih yaitu untuk mengetahui dan mengidentifikasi perkecambahan benih, untuk mengidentifikasi kecambah normal dan abnormal, untuk mengetahui hubungan perkecambahan benih dengan kedalaman tanam, pengujian kadar air benih, serta untuk membandingkan pengujian benih secara langsung dan tidak langsung. Kegunaan dari praktikum teknologi benih ini yaitu agar praktikan dapat mengetahui dan mengidentifikasi perkecambahan benih, untuk mengidentifikasi kecambah normal dan abnormal, untuk mengetahui hubungan perkecambahan benih dengan kedalaman tanam, pengujian kadar air benih, serta untuk membandingkan pengujian benih secara langsung dan tidak langsung. II. METODOLOGI 2.1 Tempat dan Waktu Praktikum Teknologi Benih dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Benih, Fakultas Pertanian, Universitas Tadulako, Palu. Praktikum ini dilaksanakan setiap hari Senin tanggal 10-31 Mei 2010, pukul 14.00 WITA sampai selesai. 2.2 Alat dan Bahan Alat yang digunakan pada praktikum ini, antara lain cawan petri, kertas merang, pinset, kertas label, plastik bening, karet gelang, kertas label, alat pengecambah benih, keranjang, kertas hvs, dan sprayer. Bahan yang digunakan,, yaitu benih padi, benih kedelai, benih kacang tanah, benih jagung, pasir dan air. 2.3 Cara Kerja Untuk uji diatas kertas (benih padi), pertama-tama menyiapkan benih padi sebanyak 50 butir, cawan petri, dan kertas merang. Setelah itu, memasukkan kertas merang ke dalam cawan petri dan meletakkan benih padi sebanyak 50 secara teratur. Lalu memasukkan cawan yang telah terisi benih tersebut ke dalam alat pengecambah benih. Kemudian melakukan pengamatan setiap hari selama satu minggu. Cara kerja uji kertas digulung (benih kedelai, kacang tanah, jagung), pertama-tama menyiapkan tiga lembar plastik bening dan tiga lembar kertas merang kemudian merendamnya ke dalam air hingga kertas tersebut basah, lalu meletakkan kertas sebanyak tiga lapis dan kertas merang tersebut tepat di atas plastik bening. Setelah itu, mengambil benih kedelai, kacang tanah dan jagung masing-masing sebanyak 50 benih. Kemudian meletakkan benih-benih tersebut di atas kertas secara teratur. Selanjutnya menggulung kertas yang telah diletakkan benih tersebut. Diusahakan benih tersebut tetap teratur di dalam kertas yang telah di gulung. Lalu memberi kertas label nama varietas kepada benih yang telah digulung. Setelah itu memasukkan ke dalam alat pengecambah benih, untuk diketahui kemampuan benih tersebut untuk berkecambah. Melakukan pengamatan untuk mengetahui kemampuan berkecambah benih. Untuk uji tanaman di pasir, pertama-tama menyiapkan benih kacang tanah dan jagung masing-masing sebanyak 25 butir, satu lembar kertas merang yang telah dibasahi, dan dua buah keranjang. Kemudian, melapisi keranjang pertama dengan kertas merang serta mengisi keranjang pertama dengan pasir hingga setengah keranjang dan keranjang kedua hingga penuh. Setelah itu, meletakkan benih di atas kertas tersebut secara teratur, dimana keranjang pertama di tanam 25 benih kacang tanah dan 25 beniih jagung. Lalu mengisi lagi dengan pasir setebal 3 cm. Pada keranjang kedua, pasir diisi secara penuh serta menanam 25 butir benih jagung dan 25 butir benih kacang tanah. Hal ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui kemampuan benih berkecambah yang ditanam secara dalam di pasir dengan benih yang ditanam tidak terlalu dalam di pasir, dan untuk mengetahui kemampuan berkecambah dari kedua teknik tersebut maka dilakukan pengamatan kemudian mencatat hasilnya. III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil 3.2 Pembahasan Berdasarkan hasil pengamatan terhadap perkecambahan benih pada wadah berisi pasir, tanaman kacang yang dikecambahkan pada wadah berisi pasir yang penuh memiliki daya kecambah yang lebih rendah dibandingkan dengan daya kecambah yang dimiliki oleh kacang yang dikecambahkan pada wadah yang berisi setengah pasir. Sedangkan tanaman jagung memiliki daya kecambah jagung pada wadah berisi pasir yang penuh yang lebih tinggi dibandingkan dengan daya kecambah yang dimiliki oleh jagung yang dikecambahkan pada wadah yang berisi setengah pasir. Selain itu, dapat dilihat perbedaan yang cukup signifikan dimana tanaman jagung memiliki daya kecambah yang lebih tinggi dibandingkan tanaman kacang. Hal ini dipengaruhi oleh adanya jumlah pasir pada wadah dan kertas merang yang melapisi wadah. Pada wadah yang berisi pasir yang penuh, mampu menyerap dan memiliki air, nutrisi, serta oksigen yang lebih banyak. Selain itu, faktor tingkat kedalaman penanaman pun berpengaruh terkhadap perkecambahan benih tersebut Perkecambahan benih dapat diartikan sebagai dimulainya proses pertumbuhan embrio dari benih yang sudah matang. Benih dapat berkecambah bila tersedia faktor-faktor pendukung selama terjadinya proses perkecambahan. Perkembangan benih dipengaruhi oleh faktor dalam (internal) dan faktor luar (eksternal). Faktor luar utama yang mempengaruhi perkecambahan diantaranya air, oksigen, suhu, cahaya, dan medium (Anonim, 2010). Penyerapan air oleh benih dipengaruhi oleh sifat benih itu sendiri terutama kulit pelindungnya dan jumlah air yang tersedia pada media di sekitarnya, sedangkan jumlah air yang diperlukan bervariasi tergantung kepada jenis benihnya, dan tingkat pengambilan air turut dipengaruhi oleh suhu. Saat berlangsungnya perkecambahan, proses respirasi akan meningkat disertai dengan meningkatnya pengambilan oksigen dan pelepasan CO2, air dan energi panas. Terbatasnya oksigen yang dapat dipakai akan menghambat proses perkecambahan benih. Selain itu, faktor medium yang baik untuk perkecambahan haruslah memiliki sifat fisik yang baik, gembur, mempunyai kemampuan menyerap air dan bebas dari organisme penyebab penyakit terutama cendawan. Benih akan terhambat perkecambahannya pada tanah yang padat, karena benihakan berusaha keras untuk dapat menembus ke permukaan tanah. Selain mediumnya, tingkat kedalaman penanaman benih juga dapat mempengaruhi perkecambahan benih (Anonim, 2009). Berdasarkan hasil pengamatan daya kecambah benih kacang, jagung, kedelai pada wadah yang dilapisi kertas merang, benih jagung memiliki daya kecambah atau kekuatan tumbuh yang lebih tinggi dibandingkan benih kedelai dan benih kacang. Benih jagung mudah tumbuh dan berkembang serta memiliki kemampuan untuk bertahan pada kondisi kekurangan air. Selain itu, banyak ditemukan benih yang busuk dan kecambah yang tidak normal karena telah ditumbuhi oleh jamur. Kertas merang disini berfungsi sebagai media penyerap air, sehingga nantinya benih dapat berkecambah. Konsep yang menjelaskan arti vigor benih adalah perkecambahan cepat, perkecambahan serempak dan tanaman mampu tumbuh dalam kondisi suboptimum, kemampuan kecambah menembus tanah padat/keras, mampu berkecambah pada kondisi suhu rendah, kelebihan air, atau tanah terinfeksi pothogen, menghasilkan produksi tinggi, serta memiliki daya simpan tinggi. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap vigor benih, antara lain genetik, tingkat kemasakan, kondisi lingkungan selama perkembangan benih, ukuran dan densitas benih, kerusakan mekanik, umur dan tingkat kemunduran, serangan mikroorganisme selama penyimpanan, serta suhu rendah selama imbibisi (Anonim, 2010). Berdasarkan pengamatan terhadap pengamatan benih yang dapat menembus kertas merang pada pasir full dan tidak full, benih jagung memiliki kekuatan tumbuh yang lebih tinggi dibanding dengan benih kacang tanah. Hal ini dapat dilihat dari kecambah jagung yang dapat menembus kertas merang baik di pasir full maupun tidak full berjumlah lebih besar dibandingkan benih kacang tanah. Hal ini disebabkan karena jagung memiliki tingkat vigor yang lebih tinggi dibanding tingkat vigor pada kacang tanah. Berdasarkan pengamatan terhadap uji di atas kertas benih padi, benih padi yang berkecambah berjumlah 41 biji dengan persentase yang cukup besar yakni sebesar 82 %. Hal ini dapat disebabkan karena kertas merang dapat menyerap kebutuhan yang air dan menjaganya agar tetap lembab sehingga benih tetap dapat tumbuh dan berkecambah. Faktor medium yang baik untuk perkecambahan haruslah memiliki sifat fisik yang baik, gembur, mempunyai kemampuan menyerap air dan bebas dari organisme penyebab penyakit terutama cendawan (Anonim, 2009). Berdasarkan pengamatan terhadap uji kadar air pada biji kacang tanah, berat kering yang dimiliki kacang tanah adalah sebesar 8,719 gram sehingga kadar air yang dimiliki adalah sebesar 12,9 %. Kadar air yang rendah memungkinkan untuk disimpan lebih lama daripada benih yang memiliki kadar air yang tinggi. Benih dengan kadar air yang tinggi akan mudah tumbuh dan berkecambah, sehinggga masa penyimpanannya tidak lama. Tanaman yang memiliki tingkat vigor yang tinggi, memiliki bobot kering yang lebih besar. Benih yang berviabilitas tinggi memiliki kemampuan untuk mensintesis material baru secara efisien dan dengan cepat mentransfer material baru tersebut untuk pertumbuhan kecambah sehingga menyebabkan peningkatan akumulasi bobot kering kecambah (Sutariati, 2002). Viabilitas dari benih yang disimpan dengan kandungan air tinggi akan cepat sekali mengalami kemunduran. Biji sangat mudah menyerap air dari udaradan sekitarnya. Biji akan menyerap atau mengeluarkan zat air sampai kandungan aiirnya seimbang dengan udar di sekitarnya. Kandungan air yang tinggi akan meningkatkan kegiatan enzim-enzim yang mana akan mempercepat terjadinya proses respirasi, sehingga perombakan bahan cadangan makanan dalam biji menjadi lebih besar (Sutopo, 2004). Berdasarkan pengamatan terhadap luas daun tanaman jagung, menghitung luas daun tersebut ditentukan dengan menggunakan replika daun yang dibuat dengan kertas serta membandingkan berat replika dengan total luas keseluruhan sehingga didapatkan hasil, tanaman A memiliki luas daun yang lebih besar dibanding tanaman B dengan perbedaan sekitar 3,637 cm2. Kedua tanaman tersebut juga memiliki berat kering akar sebesar 0,0981 gram. IV. KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan, yaitu sebagai berikut : 1. Perkembangan dan perkecambahan benih dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu faktor dalam dan faktor luar (suhu, oksigen, air, dan lain-lain). 2. Konsep yang menjelaskan arti vigor benih adalah perkecambahan cepat, perkecambahan serempak dan tanaman mampu tumbuh dalam kondisi suboptimum. 3. Faktor medium yang baik untuk perkecambahan haruslah memiliki sifat fisik yang baik, gembur, mempunyai kemampuan menyerap air. 4. Tanaman yang memiliki tingkat vigor yang tinggi, memiliki bobot kering yang lebih besar. Semakin rendah kadar air suatu benih maka waktu penyimpanannya semakin lama, begitu pula sebaliknya. 4.2 Saran Diharapkan pada praktikum selanjutnya agar keseriuusan praktikan dalam melakukan praktikum lebih ditngkatkan sehingga kegiatan praktikum dapat berlangsung dengan lebih dan efisien. DAFTAR PUSTAKA Anonim, 2009. Benih Bermutu. http://blog.ub.ac.id/. Diakses pada tanggal 11 Juni 2010. Anonim, 2010. Benih. http://semsilomba.blogspot.com/. Diakses pada tanggal 11 Juni 2010. Sutopo L., 2004. Teknologi Benih. Raja Grafindo Persada : Jakarta. Sutariati, 2002. Peningkatan Perfomansi Benih Cabai (Capsicum annum) dengan Perlakuan Invigorasi Benih. http://rudyct.com. Diakses pada tanggal 11 Juni 2010.Berbagi ...........!!!! I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Benih adalah salah satu bagian yang kecil dari tanaman. Tetapi meskipun begitu, benih memiliki peran besar bagi tumbuhan. Tanpa adanya benih, kehidupan suatu tumbuhan tidak akan berlangsung. Benih merupakan bagian dari tanaman yang berasal dari peleburan inti sel gamet jantan dengan sel gamet betina. Jika digunakan bukan untuk perbanyakan, maka disebut sebagai biji. Jadi secara fungsional, benih adalah bagian dari tanaman yang digunakan untuk perbanyakan, sedangkan secara struktural benih diartikan sebagai bagian dari tanaman yang berasal dari peleburan inti sel gamet jantan dengan sel gamet betina (pembuahan). Benih dapat berkembang melalui suatu proses yang dinamakan perkecambahan. Secara fisiologis, perkecambahan benih adalah dimulainya lagi proses metabolisme yang tertunda serta berlangsungnya transkripsi genom. Proses ini dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan tempat benih itu berada. Untuk mendapatkan suatu tanaman yang baik dan berkualitas, maka benih yang akan ditanam pun harus bermutu baik. Benih bermutu adalah benih yang baik dan bermutu tinggi yang menjamin pertanaman bagus dan hasil panen tinggi. Mutu benih adalah gambaran dan karakteristik menyeluruh benih, yang menunjukkan kemampuan untuk memenuhi standar yang ditentukan serta terbagi atas 4 bagian yaitu mutu fisik, mutu fisiologis, mutu genetik, dan mutu pathologis. 1.2 Tujuan dan Kegunaan Tujuan dari praktikum Ilmu dan Teknologi Benih yaitu untuk mengetahui dan mengidentifikasi perkecambahan benih, untuk mengidentifikasi kecambah normal dan abnormal, untuk mengetahui hubungan perkecambahan benih dengan kedalaman tanam, pengujian kadar air benih, serta untuk membandingkan pengujian benih secara langsung dan tidak langsung. Kegunaan dari praktikum teknologi benih ini yaitu agar praktikan dapat mengetahui dan mengidentifikasi perkecambahan benih, untuk mengidentifikasi kecambah normal dan abnormal, untuk mengetahui hubungan perkecambahan benih dengan kedalaman tanam, pengujian kadar air benih, serta untuk membandingkan pengujian benih secara langsung dan tidak langsung. II. METODOLOGI 2.1 Tempat dan Waktu Praktikum Teknologi Benih dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Benih, Fakultas Pertanian, Universitas Tadulako, Palu. Praktikum ini dilaksanakan setiap hari Senin tanggal 10-31 Mei 2010, pukul 14.00 WITA sampai selesai. 2.2 Alat dan Bahan Alat yang digunakan pada praktikum ini, antara lain cawan petri, kertas merang, pinset, kertas label, plastik bening, karet gelang, kertas label, alat pengecambah benih, keranjang, kertas hvs, dan sprayer. Bahan yang digunakan,, yaitu benih padi, benih kedelai, benih kacang tanah, benih jagung, pasir dan air. 2.3 Cara Kerja Untuk uji diatas kertas (benih padi), pertama-tama menyiapkan benih padi sebanyak 50 butir, cawan petri, dan kertas merang. Setelah itu, memasukkan kertas merang ke dalam cawan petri dan meletakkan benih padi sebanyak 50 secara teratur. Lalu memasukkan cawan yang telah terisi benih tersebut ke dalam alat pengecambah benih. Kemudian melakukan pengamatan setiap hari selama satu minggu. Cara kerja uji kertas digulung (benih kedelai, kacang tanah, jagung), pertama-tama menyiapkan tiga lembar plastik bening dan tiga lembar kertas merang kemudian merendamnya ke dalam air hingga kertas tersebut basah, lalu meletakkan kertas sebanyak tiga lapis dan kertas merang tersebut tepat di atas plastik bening. Setelah itu, mengambil benih kedelai, kacang tanah dan jagung masing-masing sebanyak 50 benih. Kemudian meletakkan benih-benih tersebut di atas kertas secara teratur. Selanjutnya menggulung kertas yang telah diletakkan benih tersebut. Diusahakan benih tersebut tetap teratur di dalam kertas yang telah di gulung. Lalu memberi kertas label nama varietas kepada benih yang telah digulung. Setelah itu memasukkan ke dalam alat pengecambah benih, untuk diketahui kemampuan benih tersebut untuk berkecambah. Melakukan pengamatan untuk mengetahui kemampuan berkecambah benih. Untuk uji tanaman di pasir, pertama-tama menyiapkan benih kacang tanah dan jagung masing-masing sebanyak 25 butir, satu lembar kertas merang yang telah dibasahi, dan dua buah keranjang. Kemudian, melapisi keranjang pertama dengan kertas merang serta mengisi keranjang pertama dengan pasir hingga setengah keranjang dan keranjang kedua hingga penuh. Setelah itu, meletakkan benih di atas kertas tersebut secara teratur, dimana keranjang pertama di tanam 25 benih kacang tanah dan 25 beniih jagung. Lalu mengisi lagi dengan pasir setebal 3 cm. Pada keranjang kedua, pasir diisi secara penuh serta menanam 25 butir benih jagung dan 25 butir benih kacang tanah. Hal ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui kemampuan benih berkecambah yang ditanam secara dalam di pasir dengan benih yang ditanam tidak terlalu dalam di pasir, dan untuk mengetahui kemampuan berkecambah dari kedua teknik tersebut maka dilakukan pengamatan kemudian mencatat hasilnya. III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil 3.2 Pembahasan Berdasarkan hasil pengamatan terhadap perkecambahan benih pada wadah berisi pasir, tanaman kacang yang dikecambahkan pada wadah berisi pasir yang penuh memiliki daya kecambah yang lebih rendah dibandingkan dengan daya kecambah yang dimiliki oleh kacang yang dikecambahkan pada wadah yang berisi setengah pasir. Sedangkan tanaman jagung memiliki daya kecambah jagung pada wadah berisi pasir yang penuh yang lebih tinggi dibandingkan dengan daya kecambah yang dimiliki oleh jagung yang dikecambahkan pada wadah yang berisi setengah pasir. Selain itu, dapat dilihat perbedaan yang cukup signifikan dimana tanaman jagung memiliki daya kecambah yang lebih tinggi dibandingkan tanaman kacang. Hal ini dipengaruhi oleh adanya jumlah pasir pada wadah dan kertas merang yang melapisi wadah. Pada wadah yang berisi pasir yang penuh, mampu menyerap dan memiliki air, nutrisi, serta oksigen yang lebih banyak. Selain itu, faktor tingkat kedalaman penanaman pun berpengaruh terkhadap perkecambahan benih tersebut Perkecambahan benih dapat diartikan sebagai dimulainya proses pertumbuhan embrio dari benih yang sudah matang. Benih dapat berkecambah bila tersedia faktor-faktor pendukung selama terjadinya proses perkecambahan. Perkembangan benih dipengaruhi oleh faktor dalam (internal) dan faktor luar (eksternal). Faktor luar utama yang mempengaruhi perkecambahan diantaranya air, oksigen, suhu, cahaya, dan medium (Anonim, 2010). Penyerapan air oleh benih dipengaruhi oleh sifat benih itu sendiri terutama kulit pelindungnya dan jumlah air yang tersedia pada media di sekitarnya, sedangkan jumlah air yang diperlukan bervariasi tergantung kepada jenis benihnya, dan tingkat pengambilan air turut dipengaruhi oleh suhu. Saat berlangsungnya perkecambahan, proses respirasi akan meningkat disertai dengan meningkatnya pengambilan oksigen dan pelepasan CO2, air dan energi panas. Terbatasnya oksigen yang dapat dipakai akan menghambat proses perkecambahan benih. Selain itu, faktor medium yang baik untuk perkecambahan haruslah memiliki sifat fisik yang baik, gembur, mempunyai kemampuan menyerap air dan bebas dari organisme penyebab penyakit terutama cendawan. Benih akan terhambat perkecambahannya pada tanah yang padat, karena benihakan berusaha keras untuk dapat menembus ke permukaan tanah. Selain mediumnya, tingkat kedalaman penanaman benih juga dapat mempengaruhi perkecambahan benih (Anonim, 2009). Berdasarkan hasil pengamatan daya kecambah benih kacang, jagung, kedelai pada wadah yang dilapisi kertas merang, benih jagung memiliki daya kecambah atau kekuatan tumbuh yang lebih tinggi dibandingkan benih kedelai dan benih kacang. Benih jagung mudah tumbuh dan berkembang serta memiliki kemampuan untuk bertahan pada kondisi kekurangan air. Selain itu, banyak ditemukan benih yang busuk dan kecambah yang tidak normal karena telah ditumbuhi oleh jamur. Kertas merang disini berfungsi sebagai media penyerap air, sehingga nantinya benih dapat berkecambah. Konsep yang menjelaskan arti vigor benih adalah perkecambahan cepat, perkecambahan serempak dan tanaman mampu tumbuh dalam kondisi suboptimum, kemampuan kecambah menembus tanah padat/keras, mampu berkecambah pada kondisi suhu rendah, kelebihan air, atau tanah terinfeksi pothogen, menghasilkan produksi tinggi, serta memiliki daya simpan tinggi. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap vigor benih, antara lain genetik, tingkat kemasakan, kondisi lingkungan selama perkembangan benih, ukuran dan densitas benih, kerusakan mekanik, umur dan tingkat kemunduran, serangan mikroorganisme selama penyimpanan, serta suhu rendah selama imbibisi (Anonim, 2010). Berdasarkan pengamatan terhadap pengamatan benih yang dapat menembus kertas merang pada pasir full dan tidak full, benih jagung memiliki kekuatan tumbuh yang lebih tinggi dibanding dengan benih kacang tanah. Hal ini dapat dilihat dari kecambah jagung yang dapat menembus kertas merang baik di pasir full maupun tidak full berjumlah lebih besar dibandingkan benih kacang tanah. Hal ini disebabkan karena jagung memiliki tingkat vigor yang lebih tinggi dibanding tingkat vigor pada kacang tanah. Berdasarkan pengamatan terhadap uji di atas kertas benih padi, benih padi yang berkecambah berjumlah 41 biji dengan persentase yang cukup besar yakni sebesar 82 %. Hal ini dapat disebabkan karena kertas merang dapat menyerap kebutuhan yang air dan menjaganya agar tetap lembab sehingga benih tetap dapat tumbuh dan berkecambah. Faktor medium yang baik untuk perkecambahan haruslah memiliki sifat fisik yang baik, gembur, mempunyai kemampuan menyerap air dan bebas dari organisme penyebab penyakit terutama cendawan (Anonim, 2009). Berdasarkan pengamatan terhadap uji kadar air pada biji kacang tanah, berat kering yang dimiliki kacang tanah adalah sebesar 8,719 gram sehingga kadar air yang dimiliki adalah sebesar 12,9 %. Kadar air yang rendah memungkinkan untuk disimpan lebih lama daripada benih yang memiliki kadar air yang tinggi. Benih dengan kadar air yang tinggi akan mudah tumbuh dan berkecambah, sehinggga masa penyimpanannya tidak lama. Tanaman yang memiliki tingkat vigor yang tinggi, memiliki bobot kering yang lebih besar. Benih yang berviabilitas tinggi memiliki kemampuan untuk mensintesis material baru secara efisien dan dengan cepat mentransfer material baru tersebut untuk pertumbuhan kecambah sehingga menyebabkan peningkatan akumulasi bobot kering kecambah (Sutariati, 2002). Viabilitas dari benih yang disimpan dengan kandungan air tinggi akan cepat sekali mengalami kemunduran. Biji sangat mudah menyerap air dari udaradan sekitarnya. Biji akan menyerap atau mengeluarkan zat air sampai kandungan aiirnya seimbang dengan udar di sekitarnya. Kandungan air yang tinggi akan meningkatkan kegiatan enzim-enzim yang mana akan mempercepat terjadinya proses respirasi, sehingga perombakan bahan cadangan makanan dalam biji menjadi lebih besar (Sutopo, 2004). Berdasarkan pengamatan terhadap luas daun tanaman jagung, menghitung luas daun tersebut ditentukan dengan menggunakan replika daun yang dibuat dengan kertas serta membandingkan berat replika dengan total luas keseluruhan sehingga didapatkan hasil, tanaman A memiliki luas daun yang lebih besar dibanding tanaman B dengan perbedaan sekitar 3,637 cm2. Kedua tanaman tersebut juga memiliki berat kering akar sebesar 0,0981 gram. IV. KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan, yaitu sebagai berikut : 1. Perkembangan dan perkecambahan benih dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu faktor dalam dan faktor luar (suhu, oksigen, air, dan lain-lain). 2. Konsep yang menjelaskan arti vigor benih adalah perkecambahan cepat, perkecambahan serempak dan tanaman mampu tumbuh dalam kondisi suboptimum. 3. Faktor medium yang baik untuk perkecambahan haruslah memiliki sifat fisik yang baik, gembur, mempunyai kemampuan menyerap air. 4. Tanaman yang memiliki tingkat vigor yang tinggi, memiliki bobot kering yang lebih besar. Semakin rendah kadar air suatu benih maka waktu penyimpanannya semakin lama, begitu pula sebaliknya. 4.2 Saran Diharapkan pada praktikum selanjutnya agar keseriuusan praktikan dalam melakukan praktikum lebih ditngkatkan sehingga kegiatan praktikum dapat berlangsung dengan lebih dan efisien. DAFTAR PUSTAKA Anonim, 2009. Benih Bermutu. http://blog.ub.ac.id/. Diakses pada tanggal 11 Juni 2010. Anonim, 2010. Benih. http://semsilomba.blogspot.com/. Diakses pada tanggal 11 Juni 2010. Sutopo L., 2004. Teknologi Benih. Raja Grafindo Persada : Jakarta. Sutariati, 2002. Peningkatan Perfomansi Benih Cabai (Capsicum annum) dengan Perlakuan Invigorasi Benih. http://rudyct.com. Diakses pada tanggal 11 Juni 2010.Berbagi ...........!!!!



I.  PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang
Benih adalah salah satu bagian yang kecil dari tanaman. Tetapi meskipun begitu, benih memiliki peran besar bagi tumbuhan. Tanpa adanya benih, kehidupan suatu tumbuhan tidak akan berlangsung. Benih merupakan bagian dari tanaman yang berasal dari peleburan inti sel gamet jantan dengan sel gamet betina. Jika digunakan bukan untuk perbanyakan, maka disebut sebagai biji. Jadi secara fungsional, benih adalah bagian dari tanaman yang digunakan untuk perbanyakan, sedangkan secara struktural benih diartikan sebagai bagian dari tanaman yang berasal dari peleburan inti sel gamet jantan dengan sel gamet betina (pembuahan).
Benih dapat berkembang melalui suatu proses yang dinamakan perkecambahan. Secara fisiologis, perkecambahan benih adalah dimulainya lagi proses metabolisme yang tertunda serta berlangsungnya transkripsi genom. Proses ini dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan tempat benih itu berada.
Untuk mendapatkan suatu tanaman yang baik dan berkualitas, maka benih yang akan ditanam pun harus bermutu baik. Benih bermutu adalah benih yang baik dan bermutu tinggi yang menjamin pertanaman bagus dan hasil panen tinggi. Mutu benih adalah gambaran dan karakteristik menyeluruh benih, yang menunjukkan kemampuan untuk memenuhi standar yang ditentukan serta terbagi atas 4 bagian yaitu mutu fisik, mutu fisiologis, mutu genetik, dan mutu pathologis.
1.2        Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari praktikum Ilmu dan Teknologi Benih yaitu untuk mengetahui dan mengidentifikasi perkecambahan benih, untuk mengidentifikasi kecambah normal dan abnormal, untuk mengetahui hubungan perkecambahan benih dengan kedalaman tanam, pengujian kadar air benih, serta untuk membandingkan pengujian benih secara langsung dan tidak langsung.
Kegunaan dari praktikum teknologi benih ini yaitu agar praktikan dapat mengetahui dan mengidentifikasi perkecambahan benih, untuk mengidentifikasi kecambah normal dan abnormal, untuk mengetahui hubungan perkecambahan benih dengan kedalaman tanam, pengujian kadar air benih, serta untuk membandingkan pengujian benih secara langsung dan tidak langsung.

II.  METODOLOGI
2.1    Tempat dan Waktu
Praktikum Teknologi Benih dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Benih, Fakultas Pertanian, Universitas Tadulako, Palu. Praktikum ini dilaksanakan setiap hari Senin tanggal 10-31 Mei  2010,  pukul 14.00 WITA sampai selesai.
2.2        Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum ini, antara lain cawan petri, kertas merang, pinset, kertas label, plastik bening, karet gelang, kertas label, alat pengecambah benih, keranjang, kertas hvs, dan sprayer. Bahan yang digunakan,, yaitu benih padi, benih kedelai, benih kacang tanah, benih jagung, pasir dan air.
2.3    Cara Kerja
  Untuk uji diatas kertas (benih padi),  pertama-tama  menyiapkan benih padi sebanyak 50 butir, cawan petri, dan kertas merang. Setelah itu, memasukkan kertas merang ke dalam cawan petri dan meletakkan benih padi sebanyak 50 secara teratur. Lalu memasukkan cawan yang telah terisi benih tersebut ke dalam alat pengecambah benih. Kemudian melakukan pengamatan setiap hari selama satu minggu.
Cara kerja uji kertas digulung (benih kedelai, kacang tanah, jagung), pertama-tama menyiapkan tiga lembar plastik bening dan tiga lembar kertas merang kemudian merendamnya ke dalam air hingga kertas tersebut basah, lalu meletakkan kertas sebanyak tiga lapis dan kertas merang tersebut tepat di atas plastik bening. Setelah itu, mengambil benih kedelai, kacang tanah dan jagung masing-masing sebanyak 50 benih. Kemudian meletakkan benih-benih tersebut di atas kertas secara teratur. Selanjutnya menggulung kertas yang telah diletakkan benih tersebut. Diusahakan benih tersebut tetap teratur di dalam kertas yang telah di gulung. Lalu memberi kertas label nama varietas kepada benih yang telah digulung. Setelah itu memasukkan ke dalam alat pengecambah benih, untuk diketahui kemampuan benih tersebut untuk berkecambah. Melakukan pengamatan untuk mengetahui kemampuan berkecambah benih.
Untuk uji tanaman di pasir, pertama-tama menyiapkan benih kacang tanah dan jagung masing-masing sebanyak 25 butir, satu lembar kertas merang yang telah dibasahi, dan dua buah keranjang. Kemudian, melapisi keranjang pertama dengan kertas merang serta mengisi keranjang pertama dengan pasir hingga setengah keranjang dan keranjang kedua hingga penuh. Setelah itu, meletakkan benih di atas kertas tersebut secara teratur, dimana  keranjang pertama di tanam 25 benih kacang tanah dan 25 beniih jagung.  Lalu mengisi lagi dengan pasir setebal 3 cm. Pada keranjang kedua, pasir diisi secara penuh serta menanam 25 butir benih jagung dan 25 butir benih kacang tanah. Hal ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui kemampuan benih berkecambah yang ditanam secara dalam di pasir dengan benih yang ditanam tidak terlalu dalam di pasir, dan untuk mengetahui kemampuan berkecambah dari kedua teknik tersebut maka dilakukan pengamatan kemudian mencatat hasilnya.
III.  HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1    Hasil
3.2    Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap perkecambahan benih pada wadah berisi pasir, tanaman kacang yang dikecambahkan pada wadah berisi pasir yang penuh memiliki daya kecambah yang lebih rendah dibandingkan dengan daya kecambah yang dimiliki oleh kacang yang dikecambahkan pada wadah yang berisi setengah pasir. Sedangkan tanaman jagung memiliki daya kecambah jagung pada wadah berisi pasir yang penuh yang lebih tinggi dibandingkan dengan daya kecambah yang dimiliki oleh jagung yang dikecambahkan pada wadah yang berisi setengah pasir. Selain itu, dapat dilihat perbedaan yang cukup signifikan dimana tanaman jagung memiliki daya kecambah yang lebih tinggi dibandingkan tanaman kacang.
Hal ini dipengaruhi oleh adanya jumlah pasir pada wadah dan kertas merang yang melapisi wadah. Pada wadah yang berisi pasir yang penuh, mampu menyerap dan memiliki air, nutrisi, serta oksigen yang lebih banyak. Selain itu, faktor tingkat kedalaman penanaman pun berpengaruh terkhadap perkecambahan benih tersebut
Perkecambahan benih dapat diartikan sebagai dimulainya proses pertumbuhan embrio dari benih yang sudah matang. Benih dapat berkecambah bila tersedia faktor-faktor pendukung selama terjadinya proses perkecambahan. Perkembangan benih dipengaruhi oleh faktor dalam (internal) dan faktor luar (eksternal). Faktor luar utama yang mempengaruhi perkecambahan diantaranya air, oksigen, suhu, cahaya, dan medium (Anonim, 2010).
Penyerapan air oleh benih dipengaruhi oleh sifat benih itu sendiri terutama kulit pelindungnya dan jumlah air yang tersedia pada media di sekitarnya, sedangkan jumlah air yang diperlukan bervariasi tergantung kepada jenis benihnya, dan tingkat pengambilan air turut dipengaruhi oleh suhu. Saat berlangsungnya perkecambahan, proses respirasi akan meningkat disertai dengan meningkatnya pengambilan oksigen dan pelepasan CO2, air dan energi panas. Terbatasnya oksigen yang dapat dipakai akan menghambat proses perkecambahan benih. Selain itu, faktor medium yang baik untuk perkecambahan haruslah memiliki sifat fisik yang baik, gembur, mempunyai kemampuan menyerap air dan bebas dari organisme penyebab penyakit terutama cendawan. Benih akan terhambat perkecambahannya pada tanah yang padat, karena benihakan berusaha keras untuk dapat menembus ke permukaan tanah.  Selain mediumnya, tingkat kedalaman penanaman benih juga dapat mempengaruhi perkecambahan benih (Anonim, 2009).
Berdasarkan hasil pengamatan daya kecambah benih kacang, jagung, kedelai pada wadah yang dilapisi kertas merang, benih jagung memiliki daya kecambah atau kekuatan tumbuh yang lebih tinggi dibandingkan benih kedelai dan benih kacang. Benih jagung mudah tumbuh dan berkembang serta memiliki kemampuan untuk bertahan pada kondisi kekurangan air. Selain itu, banyak ditemukan benih yang busuk dan kecambah yang tidak normal karena telah ditumbuhi oleh jamur. Kertas merang disini berfungsi sebagai media penyerap air, sehingga nantinya benih dapat berkecambah.
Konsep yang menjelaskan arti vigor benih adalah perkecambahan cepat, perkecambahan serempak dan tanaman mampu tumbuh dalam kondisi suboptimum, kemampuan kecambah menembus tanah padat/keras, mampu berkecambah pada kondisi suhu rendah, kelebihan air, atau tanah terinfeksi pothogen, menghasilkan produksi tinggi, serta memiliki daya simpan tinggi. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap vigor benih, antara lain genetik, tingkat kemasakan, kondisi lingkungan selama perkembangan benih, ukuran dan densitas benih, kerusakan mekanik, umur dan tingkat kemunduran, serangan mikroorganisme selama penyimpanan, serta suhu rendah selama imbibisi (Anonim, 2010).
Berdasarkan pengamatan terhadap pengamatan benih yang dapat menembus kertas merang pada pasir full dan tidak full, benih jagung memiliki kekuatan tumbuh yang lebih tinggi dibanding dengan benih kacang tanah. Hal ini dapat dilihat dari kecambah jagung yang dapat menembus kertas merang baik di pasir full maupun tidak full berjumlah lebih besar dibandingkan benih kacang tanah. Hal ini disebabkan karena jagung memiliki tingkat vigor yang lebih tinggi dibanding tingkat vigor pada kacang tanah.
Berdasarkan pengamatan terhadap uji di atas kertas benih padi, benih padi yang berkecambah berjumlah 41 biji dengan persentase yang cukup besar yakni sebesar 82 %. Hal ini dapat disebabkan karena kertas merang dapat menyerap kebutuhan yang air dan menjaganya agar tetap lembab sehingga benih tetap dapat tumbuh dan berkecambah.
Faktor medium yang baik untuk perkecambahan haruslah memiliki sifat fisik yang baik, gembur, mempunyai kemampuan menyerap air dan bebas dari organisme penyebab penyakit terutama cendawan (Anonim, 2009).
Berdasarkan pengamatan terhadap uji kadar air pada biji kacang tanah, berat kering yang dimiliki kacang tanah adalah sebesar 8,719 gram sehingga kadar air yang dimiliki adalah sebesar 12,9 %. Kadar air yang rendah memungkinkan untuk disimpan lebih lama daripada benih yang memiliki kadar air yang tinggi. Benih dengan kadar air yang tinggi akan mudah tumbuh dan berkecambah, sehinggga masa penyimpanannya tidak lama.
Tanaman yang memiliki tingkat vigor yang tinggi, memiliki bobot kering yang lebih besar. Benih yang berviabilitas tinggi memiliki kemampuan untuk mensintesis material baru secara efisien dan dengan cepat mentransfer material baru tersebut untuk pertumbuhan kecambah sehingga menyebabkan peningkatan akumulasi bobot kering kecambah (Sutariati, 2002).
Viabilitas dari benih yang disimpan dengan kandungan air tinggi akan cepat sekali mengalami kemunduran.  Biji sangat mudah menyerap air dari udaradan sekitarnya.  Biji akan menyerap atau mengeluarkan zat air sampai kandungan aiirnya seimbang dengan udar di sekitarnya.  Kandungan air yang tinggi akan meningkatkan kegiatan enzim-enzim yang mana akan mempercepat terjadinya proses respirasi, sehingga perombakan bahan cadangan makanan dalam biji menjadi lebih besar (Sutopo, 2004).
Berdasarkan pengamatan terhadap luas daun tanaman jagung, menghitung luas daun tersebut ditentukan dengan menggunakan replika daun yang dibuat dengan kertas serta membandingkan berat replika dengan total luas keseluruhan sehingga didapatkan hasil, tanaman A memiliki luas daun yang lebih besar dibanding tanaman B dengan perbedaan sekitar 3,637 cm2. Kedua tanaman tersebut juga memiliki berat kering akar sebesar 0,0981 gram.

IV.  KESIMPULAN DAN SARAN
4.1     Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan, yaitu sebagai berikut :
1.       Perkembangan dan perkecambahan benih dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu faktor dalam dan faktor luar (suhu, oksigen, air, dan lain-lain).
2.       Konsep yang menjelaskan arti vigor benih adalah perkecambahan cepat, perkecambahan serempak dan tanaman mampu tumbuh dalam kondisi suboptimum.
3.       Faktor medium yang baik untuk perkecambahan haruslah memiliki sifat fisik yang baik, gembur, mempunyai kemampuan menyerap air.
4.       Tanaman yang memiliki tingkat vigor yang tinggi, memiliki bobot kering yang lebih besar. Semakin rendah kadar air suatu benih maka waktu penyimpanannya semakin lama, begitu pula sebaliknya.
4.2     Saran
Diharapkan pada praktikum selanjutnya agar keseriuusan praktikan dalam melakukan praktikum lebih ditngkatkan sehingga kegiatan praktikum dapat berlangsung dengan lebih dan efisien.      

DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2009. Benih Bermutu. http://blog.ub.ac.id/. Diakses pada tanggal 11 Juni 2010.
Anonim, 2010. Benih. http://semsilomba.blogspot.com/. Diakses pada tanggal 11 Juni 2010.
Sutopo L., 2004.  Teknologi Benih.  Raja Grafindo Persada : Jakarta.
Sutariati, 2002. Peningkatan Perfomansi Benih Cabai (Capsicum annum) dengan Perlakuan Invigorasi Benih. http://rudyct.com. Diakses pada tanggal 11 Juni 2010.Berbagi ...........!!!!