I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Benih adalah salah satu bagian yang kecil dari tanaman. Tetapi meskipun
begitu, benih memiliki peran besar bagi tumbuhan. Tanpa adanya benih, kehidupan
suatu tumbuhan tidak akan berlangsung. Benih merupakan bagian dari tanaman yang
berasal dari peleburan inti sel gamet jantan dengan sel gamet betina. Jika
digunakan bukan untuk perbanyakan, maka disebut sebagai biji. Jadi secara
fungsional, benih adalah bagian dari tanaman yang digunakan untuk perbanyakan,
sedangkan secara struktural benih diartikan sebagai bagian dari tanaman yang
berasal dari peleburan inti sel gamet jantan dengan sel gamet betina
(pembuahan).
Benih dapat berkembang melalui suatu proses yang dinamakan perkecambahan.
Secara fisiologis, perkecambahan benih adalah dimulainya lagi proses
metabolisme yang tertunda serta berlangsungnya transkripsi genom. Proses ini
dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan tempat benih itu berada.
Untuk mendapatkan suatu tanaman yang baik dan berkualitas, maka benih yang
akan ditanam pun harus bermutu baik. Benih bermutu adalah benih yang baik dan
bermutu tinggi yang menjamin pertanaman bagus dan hasil panen tinggi. Mutu
benih adalah gambaran dan karakteristik menyeluruh benih, yang menunjukkan
kemampuan untuk memenuhi standar yang ditentukan serta terbagi atas 4 bagian
yaitu mutu fisik, mutu fisiologis, mutu genetik, dan mutu pathologis.
1.2 Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari praktikum
Ilmu dan Teknologi Benih yaitu untuk mengetahui dan mengidentifikasi
perkecambahan benih, untuk mengidentifikasi kecambah normal dan abnormal, untuk
mengetahui hubungan perkecambahan benih dengan kedalaman tanam, pengujian kadar
air benih, serta untuk membandingkan pengujian benih secara langsung dan tidak
langsung.
Kegunaan dari praktikum
teknologi benih ini yaitu agar praktikan dapat mengetahui dan mengidentifikasi
perkecambahan benih, untuk mengidentifikasi kecambah normal dan abnormal, untuk
mengetahui hubungan perkecambahan benih dengan kedalaman tanam, pengujian kadar
air benih, serta untuk membandingkan pengujian benih secara langsung dan tidak
langsung.
II. METODOLOGI
2.1 Tempat dan Waktu
Praktikum Teknologi
Benih dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Benih, Fakultas Pertanian,
Universitas Tadulako, Palu. Praktikum ini dilaksanakan setiap hari Senin
tanggal 10-31 Mei 2010, pukul 14.00 WITA sampai selesai.
2.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum ini, antara lain cawan petri, kertas
merang, pinset, kertas label, plastik bening, karet gelang, kertas label, alat
pengecambah benih, keranjang, kertas hvs, dan sprayer. Bahan yang digunakan,,
yaitu benih padi, benih kedelai, benih kacang tanah, benih jagung, pasir dan
air.
2.3 Cara Kerja
Untuk uji diatas kertas (benih
padi), pertama-tama menyiapkan benih padi sebanyak 50 butir,
cawan petri, dan kertas merang. Setelah itu, memasukkan kertas merang ke dalam
cawan petri dan meletakkan benih padi sebanyak 50 secara teratur. Lalu
memasukkan cawan yang telah terisi benih tersebut ke dalam alat pengecambah
benih. Kemudian melakukan pengamatan setiap hari selama satu minggu.
Cara kerja uji kertas digulung (benih kedelai, kacang tanah, jagung),
pertama-tama menyiapkan tiga lembar plastik bening dan tiga lembar kertas
merang kemudian merendamnya ke dalam air hingga kertas tersebut basah, lalu
meletakkan kertas sebanyak tiga lapis dan kertas merang tersebut tepat di atas
plastik bening. Setelah itu, mengambil benih kedelai, kacang tanah dan jagung
masing-masing sebanyak 50 benih. Kemudian meletakkan benih-benih tersebut di
atas kertas secara teratur. Selanjutnya menggulung kertas yang telah diletakkan
benih tersebut. Diusahakan benih tersebut tetap teratur di dalam kertas yang
telah di gulung. Lalu memberi kertas label nama varietas kepada benih yang
telah digulung. Setelah itu memasukkan ke dalam alat pengecambah benih, untuk
diketahui kemampuan benih tersebut untuk berkecambah. Melakukan pengamatan
untuk mengetahui kemampuan berkecambah benih.
Untuk uji tanaman di pasir, pertama-tama menyiapkan benih kacang tanah dan
jagung masing-masing sebanyak 25 butir, satu lembar kertas merang yang telah
dibasahi, dan dua buah keranjang. Kemudian, melapisi keranjang pertama dengan
kertas merang serta mengisi keranjang pertama dengan pasir hingga setengah
keranjang dan keranjang kedua hingga penuh. Setelah itu, meletakkan benih di
atas kertas tersebut secara teratur, dimana
keranjang pertama di tanam 25 benih kacang tanah dan 25 beniih jagung. Lalu mengisi lagi dengan pasir setebal 3 cm.
Pada keranjang kedua, pasir diisi secara penuh serta menanam 25 butir benih
jagung dan 25 butir benih kacang tanah. Hal ini dilakukan bertujuan untuk
mengetahui kemampuan benih berkecambah yang ditanam secara dalam di pasir
dengan benih yang ditanam tidak terlalu dalam di pasir, dan untuk mengetahui
kemampuan berkecambah dari kedua teknik tersebut maka dilakukan pengamatan
kemudian mencatat hasilnya.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
3.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap perkecambahan benih pada wadah berisi
pasir, tanaman kacang yang dikecambahkan pada wadah berisi pasir yang penuh
memiliki daya kecambah yang lebih rendah dibandingkan dengan daya kecambah yang
dimiliki oleh kacang yang dikecambahkan pada wadah yang berisi setengah pasir.
Sedangkan tanaman jagung memiliki daya kecambah jagung pada wadah berisi pasir
yang penuh yang lebih tinggi dibandingkan dengan daya kecambah yang dimiliki
oleh jagung yang dikecambahkan pada wadah yang berisi setengah pasir. Selain
itu, dapat dilihat perbedaan yang cukup signifikan dimana tanaman jagung
memiliki daya kecambah yang lebih tinggi dibandingkan tanaman kacang.
Hal ini dipengaruhi oleh adanya jumlah pasir pada wadah dan kertas merang
yang melapisi wadah. Pada wadah yang berisi pasir yang penuh, mampu menyerap
dan memiliki air, nutrisi, serta oksigen yang lebih banyak. Selain itu, faktor
tingkat kedalaman penanaman pun berpengaruh terkhadap perkecambahan benih
tersebut
Perkecambahan benih dapat diartikan sebagai dimulainya proses pertumbuhan
embrio dari benih yang sudah matang. Benih dapat berkecambah bila tersedia
faktor-faktor pendukung selama terjadinya proses perkecambahan. Perkembangan
benih dipengaruhi oleh faktor dalam (internal) dan faktor luar (eksternal).
Faktor luar utama yang mempengaruhi perkecambahan diantaranya air, oksigen,
suhu, cahaya, dan medium (Anonim, 2010).
Penyerapan air oleh benih dipengaruhi oleh sifat benih itu sendiri terutama
kulit pelindungnya dan jumlah air yang tersedia pada media di sekitarnya,
sedangkan jumlah air yang diperlukan bervariasi tergantung kepada jenis
benihnya, dan tingkat pengambilan air turut dipengaruhi oleh suhu. Saat
berlangsungnya perkecambahan, proses respirasi akan meningkat disertai dengan
meningkatnya pengambilan oksigen dan pelepasan CO2, air dan energi
panas. Terbatasnya oksigen yang dapat dipakai akan menghambat proses
perkecambahan benih. Selain itu, faktor medium yang baik untuk perkecambahan
haruslah memiliki sifat fisik yang baik, gembur, mempunyai kemampuan menyerap
air dan bebas dari organisme penyebab penyakit terutama cendawan. Benih akan
terhambat perkecambahannya pada tanah yang padat, karena benihakan berusaha
keras untuk dapat menembus ke permukaan tanah.
Selain mediumnya, tingkat kedalaman penanaman benih juga dapat mempengaruhi
perkecambahan benih (Anonim, 2009).
Berdasarkan hasil pengamatan daya kecambah benih kacang, jagung, kedelai
pada wadah yang dilapisi kertas merang, benih jagung memiliki daya kecambah
atau kekuatan tumbuh yang lebih tinggi dibandingkan benih kedelai dan benih
kacang. Benih jagung mudah tumbuh dan berkembang serta memiliki kemampuan untuk
bertahan pada kondisi kekurangan air. Selain itu, banyak ditemukan benih yang
busuk dan kecambah yang tidak normal karena telah ditumbuhi oleh jamur. Kertas merang
disini berfungsi sebagai media penyerap air, sehingga nantinya benih dapat
berkecambah.
Konsep yang menjelaskan arti vigor benih adalah perkecambahan cepat,
perkecambahan serempak dan tanaman mampu tumbuh dalam kondisi suboptimum,
kemampuan kecambah menembus tanah padat/keras, mampu berkecambah pada kondisi
suhu rendah, kelebihan air, atau tanah terinfeksi pothogen, menghasilkan
produksi tinggi, serta memiliki daya simpan tinggi. Faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap vigor benih, antara lain genetik, tingkat kemasakan,
kondisi lingkungan selama perkembangan benih, ukuran dan densitas benih,
kerusakan mekanik, umur dan tingkat kemunduran, serangan mikroorganisme selama
penyimpanan, serta suhu rendah selama imbibisi (Anonim, 2010).
Berdasarkan pengamatan terhadap pengamatan benih yang dapat menembus kertas
merang pada pasir full dan tidak full, benih jagung memiliki kekuatan tumbuh
yang lebih tinggi dibanding dengan benih kacang tanah. Hal ini dapat dilihat
dari kecambah jagung yang dapat menembus kertas merang baik di pasir full
maupun tidak full berjumlah lebih besar dibandingkan benih kacang tanah. Hal
ini disebabkan karena jagung memiliki tingkat vigor yang lebih tinggi dibanding
tingkat vigor pada kacang tanah.
Berdasarkan pengamatan terhadap uji di atas kertas benih padi, benih padi
yang berkecambah berjumlah 41 biji dengan persentase yang cukup besar yakni
sebesar 82 %. Hal ini dapat disebabkan karena kertas merang dapat menyerap
kebutuhan yang air dan menjaganya agar tetap lembab sehingga benih tetap dapat
tumbuh dan berkecambah.
Faktor medium yang baik untuk perkecambahan haruslah memiliki sifat fisik
yang baik, gembur, mempunyai kemampuan menyerap air dan bebas dari organisme
penyebab penyakit terutama cendawan (Anonim, 2009).
Berdasarkan pengamatan terhadap uji kadar air pada biji kacang tanah, berat
kering yang dimiliki kacang tanah adalah sebesar 8,719 gram sehingga kadar air
yang dimiliki adalah sebesar 12,9 %. Kadar air yang rendah memungkinkan untuk
disimpan lebih lama daripada benih yang memiliki kadar air yang tinggi. Benih
dengan kadar air yang tinggi akan mudah tumbuh dan berkecambah, sehinggga masa
penyimpanannya tidak lama.
Tanaman yang memiliki tingkat vigor yang tinggi, memiliki bobot kering yang
lebih besar. Benih yang berviabilitas tinggi memiliki kemampuan untuk
mensintesis material baru secara efisien dan dengan cepat mentransfer material
baru tersebut untuk pertumbuhan kecambah sehingga menyebabkan peningkatan
akumulasi bobot kering kecambah (Sutariati, 2002).
Viabilitas dari benih
yang disimpan dengan kandungan air tinggi akan cepat sekali mengalami
kemunduran. Biji sangat mudah menyerap
air dari udaradan sekitarnya. Biji akan
menyerap atau mengeluarkan zat air sampai kandungan aiirnya seimbang dengan
udar di sekitarnya. Kandungan air yang
tinggi akan meningkatkan kegiatan enzim-enzim yang mana akan mempercepat
terjadinya proses respirasi, sehingga perombakan bahan cadangan makanan dalam
biji menjadi lebih besar (Sutopo, 2004).
Berdasarkan pengamatan
terhadap luas daun tanaman jagung, menghitung luas daun tersebut ditentukan
dengan menggunakan replika daun yang dibuat dengan kertas serta membandingkan
berat replika dengan total luas keseluruhan sehingga didapatkan hasil, tanaman
A memiliki luas daun yang lebih besar dibanding tanaman B dengan perbedaan
sekitar 3,637 cm2. Kedua tanaman tersebut juga memiliki berat kering
akar sebesar 0,0981 gram.
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan, yaitu
sebagai berikut :
1. Perkembangan
dan perkecambahan benih dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu faktor dalam dan
faktor luar (suhu, oksigen, air, dan lain-lain).
2. Konsep yang
menjelaskan arti vigor benih adalah perkecambahan cepat, perkecambahan serempak
dan tanaman mampu tumbuh dalam kondisi suboptimum.
3. Faktor medium
yang baik untuk perkecambahan haruslah memiliki sifat fisik yang baik, gembur,
mempunyai kemampuan menyerap air.
4. Tanaman yang
memiliki tingkat vigor yang tinggi, memiliki bobot kering yang lebih besar.
Semakin rendah kadar air suatu benih maka waktu penyimpanannya semakin lama,
begitu pula sebaliknya.
4.2 Saran
Diharapkan pada praktikum selanjutnya agar keseriuusan praktikan dalam
melakukan praktikum lebih ditngkatkan sehingga kegiatan praktikum dapat
berlangsung dengan lebih dan efisien.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2009. Benih
Bermutu. http://blog.ub.ac.id/. Diakses pada tanggal 11 Juni 2010.
Anonim, 2010. Benih. http://semsilomba.blogspot.com/.
Diakses pada tanggal 11 Juni 2010.
Sutopo L., 2004. Teknologi
Benih. Raja Grafindo Persada :
Jakarta.
Sutariati, 2002. Peningkatan Perfomansi Benih Cabai (Capsicum annum) dengan
Perlakuan Invigorasi Benih. http://rudyct.com. Diakses pada tanggal 11 Juni
2010.Berbagi
...........!!!!

Tidak ada komentar:
Posting Komentar